Model basis data menyatakan hubungan antar rekaman yang tersimpan
dalam basis data. Beberapa literatur menggunakan istilah struktur data
logis untuk menyatakan keadaan ini. Model dasar yang paling umum ada 3
macam, yaitu :
1. hirarki
2. jaringan
3. relasional
Model yang lebih baru dikemabngkan oleh sejumlah periset, yang dapat
disebut sebagai sistem pasca relasional, sedangkan yang lain benar-benar
menggunakan pendekatan yang sama sekali berbeda. Beberapa nama yang
sedang dikembangkan oleh para periset, antara lain :
· DBMS deduktif
· DBMS pakar
· DBMS semantik
· DBMS berorinetasi objek
· DBMS relasional universal
Beberapa produk sistem berorientasi objek telah beredar di pasar,
antara lain Open ODB Hawlett-Packarrd Corporation) dan Object Store
(Object Design Corporation). Beberapa produk di lingkungan PC juga
menuju ke arah ini .
Model Hirarki
Model hirarki biasa disebut model pohon, karena menyerupai pohon yang
dibalik. Model ini menggunakan pola hubungan orang tua – anak. Setiap
simpul (biasa sinyatakan dengan lingkaran atau kotak) menyatakan
sekumpulan medan. Simpul yang terhubung ke simpul pada level di bawahnya
disebut orang tua.
Setiap orang tua bisa memiliki satu hubungan (1 : 1) atau beberapa
anak (1 : M), tetapi setiap anak hanya memiliki satu orang tua.
Simpul-simpul yang dibawahi oleh simpul orang tua disebut anak. Simpul
orang tua yang tidak memiliki orang tua disebut akar. Simpul yang tidak
memiliki anak disebut daun. Adapun hubungan antara anak dan orang tua
disebut cabang. Beriktu memperlihatkan contoh model hirarki, yang
terdiri atas 4 level dan 13 simpul.
Pada contoh diatas, A berkedudukan sebagai akar, dan berkedudukan
sebagai orang tua dari simpul B, C, D, dan E. Keempat simpul yang
disebutkan belakangan ini disebut sebagai anak simpaul A. C juga dapat
berkedudukan sebagai orang tua , yaitu orang tua F dan G. Adapun simpul
F, G, H, I, J, L, dan M disebut sebagai daun.
Contoh produk DBMS yang menggunakan model hirarki adalah IMS
(Information Management System) , yang dikembangkan oleh dua perusahaan
IBM dan Rockwell International Corporation.
Model Jaringan
Model jaringan distandarisasi pada tahu 1971 oleh data base Task Group
(DBTG). Itulah sebabnya disebut model DBTG. Model ini juga disebut model
CODASYL (Conference on Data Systems Languages) , karena DBTG adalah
bagian dari CODASYL.
Model ini menyerupai model hirarki, dengan perbedaan suatu simpul
anak bisa memiliki lebih dari satu orang tua. Oleh karena sifatanya yang
demikian, model ini dapat menyatakan hubungan 1 : 1, 1 : M , maupun N:
M. Pada model jaringan orang tua disebut pemilik dan anak disebut
anggota. Berikut gambarnya.
Contoh produk DBMS yang menggunakan model jaringan adalah CAIDMS/DB,
dari Computer Associates International Inc. (sebelumnya dikenal sebagai
IDMS – Integrated Database Management System – yang dikembangkan oelh
Cullient Software Inc.).
Model Relasional
Model relasional merupakan model yang paling sederhana, sehingga mudah
digunakan dan dipahami oleh pengguna, serta merupakan yang paling
populer saat ini. Model ini menggunakan sekumpulan tabel berdimensi dua
(yang disebut relasi atau tabel), dengan masing-masing relasi tersusun
atas tupel atau baris dan atribut. Relasi dirancang sedemikian rupa
sehingga dapat menghilangkan kemubaziran data dena menggunakan kunci
tamu untuk berhubungan dengan relasi lain. DBMS yang bermodelkan
relasional biasa disebut RDBMS (Relational Database Management System).
Gambar berikut memperlihatkan istilah relasi, baris, dan atribut dan
padanannya dengan istilah-istilah lain yang populer dikalangan pemrogram
dan sejumlah pengguna (terutama yang bekerja dengan SQL).
Ada beberapa sifat yang melekat pada suatu relasi :
Tidak ada tupel (baris) yang kembar
Urutan tupel tidaklah penting (tupel-tupel dapat dipandang dalam sembarang urutan)
Setiap atribut memiliki nama yang unik
Letak atribut bebas (urutan atribut tidak penting)
Setiap atribut memiliki nilai tunggal dan jenisnya sama untuk semua tupel.
Pada model relasioanl, jumlah tupel suatu relasi disebut kardinalitas
dan jumlah atribut sutau relasi disebut derajat (segree) atau terkadang
disbut arity. Relasi yang berderajat satu (hanya memiliki satu atribut)
disebut unary. Relasi yang berderajat dua disebut binary dan relasi
yang berderajat tiga disebut ternary. Relasi yang berderajat n disebut
n-ary.
Istilah lainnya yang terdapat pada model relasional adalah domain. Domain adalah himpunan nilai yang berlaku bagi sutau atribut.
Sebagaimana dikatakan di depan, tupel-tupel yang terdapat pada suatu
relasi tidak ada yang kembar. Sesungguhnya bagian yang menyebabkan tidak
adanya tupel yang kembar adalah yang disebut kunci primer.
Sebagai model basis data yang paling terkenal di dalam DBMS, model
relasioanl sengat sering dan banyak digunakan di dalam SIG. Beberapa
DBMS yang menggunakan model basis data relasional adalah :
1. dBase (*.dbf) digunakan oleh ArcView GIS
2. dBase (*.dbf) digunakan oleh PC Arc/Info, MapInfo dan SIG lain yang berbasiskan PC
3. INFO digunakan didalam Arc/Info
4. Oracle digunakan oleh Arc/Info, Geovision, MapInfo, dll.
5. Empress digunakan oleh System/9
Keunggulan Model Basis Data Relasional
Model basis data relasional yang paling digunakan pada saat ini, karena memiliki kunggulan berikut :
· Model relasional merupakan model data yang lengkap secara matematis
· Model relasional memiliki teori-teori yang solid untuk mendukung:
accessibility (query), correctness (semantik aljabar relasional),
predictability.
· Fleksibilitas tinggi : model relasional secara jelas memisahkan
model fisik dan lojik, sehingga dengan adanya decoupling (mengurangi
ketergantungan antara komponen sistem) ini meningkatkan fleksibitiasnya.
· Integritas : batasan ini sangat berguna di dalam emmastikan bahwa
perubahan struktur data / tabel tidak mengganggu keutuhan relasi-relasi
di dalam basis data.
· Multiple views : model relasional dapat menyajikan secara langsung
view yang berbeda dari basis data yang sama untuk pengguna yang berbeda.
· Concurrency : hampir semua teori mengenai pengendalian transaksi
simultan yang telah ada dibuat berdasarkan teori formalisme milik model
relasional.
Model Basis Data Relasional dan SIG
Perbedaan penekanan para perancang sistem SIG pada pendekatan basis data
untuk penyimpanan koordinat-koordinat peta dijital telah memicu
pengembangan dua pendekatan yang berbeda dalam mengimplementasikan basis
data relasional di dalam SIG. Pengimplementasian basis data relasional
ini didasarkan pada model data hybrid atau terintegrasi.
Model Data Hybrid
Langkah awal pada pendekatan ini adalah pemahaman adanya dugaan atau
pendapat bahwa mekanisme penyimpanan data yang optimal untuk informasi
lokasi (spasial) di satu sisi, tetapi di dsisi yang lain, tidak optimal
untuk informasi atribut (tematik). Berdasarkan hal ini, data kartografi
digital disimpan di dalam sekumpulan files sistem operasi direct access
untuk meningkatkan kecepatan input-output, sementara data atributnya
disimpan did alam DBMS relasioanl lomersial yang standar.
Maka perangkat lunak SIG bertugas mengelola hubungan (linkage) anatar
files kartografi (lokasi) dan DBMS (data atribut) selama operas-operasi
pemrosesan peta yang berbeda (misalnya overlay) berlangsung. Sementara
digunakan beberapa pendekatan yang berbeda untuk penyimpanan data
kartografi, mekanisme untuk menghubungkan dengan basis datanya tetap
sama secara esensial, berdasarkan nomor pengenal (ID) yang unik yang
disimpan di dalam sebuah tabel atribut basis data yang memungkinkannya
tetap terkait dengan elemen-elemen peta yang bersangkutan.
Model Data Terintegrasi
Pendekatan modael data terintegrasi juga dideskripsikan sebagai
pendekatan sistem pengelolaan basis data (DBMS) spasial, dengan SIG yang
bertindak sebagai query processor. Kebanyakan implementasinya pada saat
ini adalah bentuk topologi vektor dengan tabel-tabel relasional yang
menyimpan data-data koordinat peta (titik, nodes, segmen garis, dl.)
bersama dengan tabel lain yang berisi informasi topologi. Data-data
atribut disimpan di dalam tabel-tabel yang sama sebagai basis data map
feature (tabel internal atau abel yang dibuat secara otomatis) atau
disimpan di dalam tabel-tabel yang terpisah dan dapat diakses melalui
operasi relasioanl “JOIN”.
Aspek lain didalam penanganan basis data spasial yang bervolume besar
adalah kebutuhan mengenai konversi informasi koordinat dua dimensi
menjadi kunci-kunci spasial satu dimensi yang dapat disimpan sebagai
kolom-kolom (fields) tael basis data (sebagai contoh sejumlah nilai
koordinat pada tabel garis dapat dijadikan sebagai satu string panjang
di dalam satu kolom (field) koordinat). Kemudian kunci-kunci ini dapat
diindekskan untuk mempercepat pemanggilan elemen-elemen peta yang
bersangkutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar